Di zaman modern saat ini kecanggihan
teknologi terus tumbuh pesat dikehidupan masyarakat, tidak hanya masyarakat
perkotaan, masyarakat pedasaan juga lambat laun semakin merasakan kecanggihan
teknologi abad ini. Bukti nyatanya dapat dilihat dari penggunaan smartphone
atau gadget lainnya yang terus bertambah jumlahnya dari hari ke hari. Banyaknya
hal yang bisa di akses melalui smarthphone membuat masyarakat ketagihan untuk
membeli bahkan mengganti gadgetnya dengan versi dan kualitas terbaik yang mampu
dibelinya. Selain hubungan sosial, game adalah hal lainnya yang menjadi tujuan
orang-orang untuk membeli dan mengganti gadgetnya ke versi dan kualitas yang
lebih baik. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena kenyataan yang dapat dilihat
saat ini betapa boomingnya game-game online yang setiap tahun terus
bermunculan.
Kecanggihan smartphone dan serunya
bermain game online, tentu tidak bisa dirasakan oleh orang-orang aatau anak-anak
dulu, istilah saat ini dinamakan orang-orang atau anak-anak zaman old. Namun,
bukan berarti orang-orang yang hidup di tahun 90-an tersebut tidak mempunyai
game. Plok rukok, adalah salah satu game yang terkenal di kalangan orang-orang
Aceh era zaman old. Plok rukok sendiri masih dimainkan di tahun 2008 dan
penulis juga ikut dalam memainkan game tersebut saat masih duduk di bangku SMP.
Bagi pembaca yang belum tau game
ini, jika diartikan, “plok” (bahasa Aceh) berarti “tempat/wadah” suatu
barang/benda tertentu, dan “rukok” (bahasa Aceh) berarti “rokok”. Jadi “plok
rukok” adalah kotak rokok. Plok rukok sendiri adalah bukti betapa kreatifnya
anak-anak Aceh zaman old dalam menciptakan permainan. Cara memainkanya juga
gampang. Namun sebelum dimainkan, kotak rokok haruslah di olah terlebih dahulu.
Kotak rokok yang sudah kosong dibuang tutup dan kertas-kertas yang ada di
dalamnya. Kemudian bagian kotak yang dilem, dilepas semua hingga tidak
terbentuk kotak lagi, melainkan hanya lembaran karton kecil tanpa menghilangkan
bagian apapun kecuali tutupnya saja.
Kemudian kotak rokok yang sudah
berbentuk karton kecil tadi di lipat sedemikian rupa hingga berbentuk kartu,
kartu inilah yang kemudian dapat dimainkan. Sama seperti permainan lainnya,
plok rukok juga memiliki aturan-aturan dan biasanya setiap daerah/kampung di
Aceh memiliki aturan yang berbeda. Di kampung penulis sendiri yaitu di
Bakongan, Aceh Selatan, setiap kotak rokok memiliki nilai/harga yang berbeda.
Yang menariknya adalah harga/nilai plok rukok tidak ditentukan dari harga
rokoknya yang dijual dipasaran, dan penulispun tidak tahu siapa yang menentukan
harga/nilai dari plok rukok tersebut. Bisa dikatakan dengan istilah sekarang,
harga/nilai plok rukok memang sudah ada dari sononya. Yang pasti adalah semakin
langka kotak rokoknya maka semakin mahal harga/nilainya.
Plok rukok tidak bisa dimainkan
sendiri, paling sedikit haruslah ada dua orang pemain. Cara memainkannya, plok
rukok milik masing-masing pemain diletakkan ditanah yang telah digambar persegi
atau bulatan. Plok rukok harus diletakkan di tengah-tengah persegi/bulatan
tersebut. Kemudian garisi tanah sekitar 7-15 meter dari persegi/bulatan tadi.
Kemudian setiap pemain melempar sebelah sendalnya dari persegi/bulatan ke
garis, sendal pemain yang paling dekat jaraknya dengan garis setelah pelembaran
tadi akan menjadi giliran pertama, dengan catatan sendal tidak boleh lewat dari
garis, jika lewat pemain akan dihitung sebagai gilaran terakhir.
Kemudian pemain dengan giliran
pertama melempar sendalnya dari garis ke persegi/lingkaran, jika mengenai plok
rukok dan kluar dari garis persegi/lingkaran, maka plok rukok tersebut dapat
dimiliki oleh pemain yang mengenainya. Gampang bukan ? :D