Sunday, July 1, 2018

“Plok Rukok” Mainan Kids Aceh Zaman Old

Di zaman modern saat ini kecanggihan teknologi terus tumbuh pesat dikehidupan masyarakat, tidak hanya masyarakat perkotaan, masyarakat pedasaan juga lambat laun semakin merasakan kecanggihan teknologi abad ini. Bukti nyatanya dapat dilihat dari penggunaan smartphone atau gadget lainnya yang terus bertambah jumlahnya dari hari ke hari. Banyaknya hal yang bisa di akses melalui smarthphone membuat masyarakat ketagihan untuk membeli bahkan mengganti gadgetnya dengan versi dan kualitas terbaik yang mampu dibelinya. Selain hubungan sosial, game adalah hal lainnya yang menjadi tujuan orang-orang untuk membeli dan mengganti gadgetnya ke versi dan kualitas yang lebih baik. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena kenyataan yang dapat dilihat saat ini betapa boomingnya game-game online yang setiap tahun terus bermunculan.

Kecanggihan smartphone dan serunya bermain game online, tentu tidak bisa dirasakan oleh orang-orang aatau anak-anak dulu, istilah saat ini dinamakan orang-orang atau anak-anak zaman old. Namun, bukan berarti orang-orang yang hidup di tahun 90-an tersebut tidak mempunyai game. Plok rukok, adalah salah satu game yang terkenal di kalangan orang-orang Aceh era zaman old. Plok rukok sendiri masih dimainkan di tahun 2008 dan penulis juga ikut dalam memainkan game tersebut saat masih duduk di bangku SMP.

Bagi pembaca yang belum tau game ini, jika diartikan, “plok” (bahasa Aceh) berarti “tempat/wadah” suatu barang/benda tertentu, dan “rukok” (bahasa Aceh) berarti “rokok”. Jadi “plok rukok” adalah kotak rokok. Plok rukok sendiri adalah bukti betapa kreatifnya anak-anak Aceh zaman old dalam menciptakan permainan. Cara memainkanya juga gampang. Namun sebelum dimainkan, kotak rokok haruslah di olah terlebih dahulu. Kotak rokok yang sudah kosong dibuang tutup dan kertas-kertas yang ada di dalamnya. Kemudian bagian kotak yang dilem, dilepas semua hingga tidak terbentuk kotak lagi, melainkan hanya lembaran karton kecil tanpa menghilangkan bagian apapun kecuali tutupnya saja.

Kemudian kotak rokok yang sudah berbentuk karton kecil tadi di lipat sedemikian rupa hingga berbentuk kartu, kartu inilah yang kemudian dapat dimainkan. Sama seperti permainan lainnya, plok rukok juga memiliki aturan-aturan dan biasanya setiap daerah/kampung di Aceh memiliki aturan yang berbeda. Di kampung penulis sendiri yaitu di Bakongan, Aceh Selatan, setiap kotak rokok memiliki nilai/harga yang berbeda. Yang menariknya adalah harga/nilai plok rukok tidak ditentukan dari harga rokoknya yang dijual dipasaran, dan penulispun tidak tahu siapa yang menentukan harga/nilai dari plok rukok tersebut. Bisa dikatakan dengan istilah sekarang, harga/nilai plok rukok memang sudah ada dari sononya. Yang pasti adalah semakin langka kotak rokoknya maka semakin mahal harga/nilainya.

Plok rukok tidak bisa dimainkan sendiri, paling sedikit haruslah ada dua orang pemain. Cara memainkannya, plok rukok milik masing-masing pemain diletakkan ditanah yang telah digambar persegi atau bulatan. Plok rukok harus diletakkan di tengah-tengah persegi/bulatan tersebut. Kemudian garisi tanah sekitar 7-15 meter dari persegi/bulatan tadi. Kemudian setiap pemain melempar sebelah sendalnya dari persegi/bulatan ke garis, sendal pemain yang paling dekat jaraknya dengan garis setelah pelembaran tadi akan menjadi giliran pertama,  dengan catatan sendal tidak boleh lewat dari garis, jika lewat pemain akan dihitung sebagai gilaran terakhir.


Kemudian pemain dengan giliran pertama melempar sendalnya dari garis ke persegi/lingkaran, jika mengenai plok rukok dan kluar dari garis persegi/lingkaran, maka plok rukok tersebut dapat dimiliki oleh pemain yang mengenainya. Gampang bukan ? :D

No comments:

Post a Comment