Saturday, June 30, 2018

Menyambut Puasa Ala Mahasiswa

                Bulan Ramadhan tiba tinggal menghitung hari lagi, bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-nanti oleh seluruh kaum Muslimin di dunia. Hal ini karena bulan ini adalah bulan dimana seluruh amalan perbuatan manusia dilipat gandakan berkali-kali lipat. Selain itu,  bulan Ramadhan juga merupakan bulan penghapusan dosa bagi orang-orang yang mengerjakan ibadah shalat Tarawih, yaitu shalat yang hanya ada pada bulan Ramadhan.
                Berbicara tentang Ramadhan, selain ibadahnya ada hal lain juga yang sangat disukai oleh seluruh umat muslim yang mengerjakan puasa. Tidak lain dan tidak bukan waktu berbuka puasa adalah hal lain itu. Waktu berbuka ialah waktu yang dinanti-nanti setiap muslim pada bulan Ramadhan, setelah menjalani puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Seolah watu ingin dipercepat saja membayangkannya.
                Mengingat Ramadhan hanya ada sebulan dalam setahun, berkumpul dengan keluarga tentunya sangat afdhal jika dilakukan dalam bulan itu. Namun, tidak semua orang mampu melakukannya, kesibukan dalam memenuhi kebutuhan pribadi maupun keluarga adalah salah satu penyebabnya. Mahasiswa juga salah satu pihak yang mungkin akan merasakan berpuasa tanpa keluarga. Bagaimana tidak, bulan Ramadhan tidak memiliki arti libur pada kegiatan akademisi maupun lainnya. Sehingga sebahagian besar mahasiswa harus menjalani puasa di daerah tempat ia kuliah yang jauh dari orang tuanya.
                Namun, tidak berkumpul dengan keluarga bukan berarti menurunkan semangat mahasiswa dalam menyambut puasa.   Insan Fadhilah misalnya, ia adalah mahasiswa  di Universitas Islam Negri Ar-Raniry Banda Aceh. Sehari menjelang bulan Ramadhan ia beserta teman-teman sekosannya berencana untuk memasak daging bersama. Uang untuk membeli daging dikumpulkan dari masing-masing penghuni kost. Mereka membagi tugas masing-masing, ada yang bertugas untuk belanja daging dan bumbu-bumbu, memasak, dan lainnya. Setelah masak, gulai tersebut dibagikan dan kemudian mereka memakannya bersama.
                Tidak jauh berbeda dengan Insan, Riswana Pratiwi yang merupakan mahasiswi di Universitas Syiah Kuala juga melakukan kegiatan yang sama di hari meugang. Meskipun berbeda universitas, cara yang mereka lakukan di hari megang relatif sama, yaitu berkumpul dengan teman-teman kost, mengumpulkan uang sama-sama yang kemudian dibelikan daging untuk dimasak bersama dan memakannya bersama pula. Namun berbeda dengan Insan, Riswana dan teman-temannya merencanakan untuk piknik di pantai setelah gulai daging yang mereka masak, matang.
                Kesamaan kegiatan yang mereka lakukan di hari meugang meskipun berbeda universitas adalah hal yang wajar, karena berkumpul dan memasak gulai bersama dengan teman-teman di hari meugang mungkin bisa mengobati rasa rindu kepada orang tua. Yang terpenting bukan apa yang mereka masak, dan bukan juga hasil masakannya. Tetapi interaksi, canda tawa yang terjadi ketika memasak gulai itu yang tak bisa didapatkan dimanapun, bahkan dengan keluarga sekalipun. Itulah kegiatan di hari meugang ala mahasiswa yang bisa penulis rangkum. Bagaimana dengan kamu sobat, apa kegiatanmu dalam menyambut Ramadhan?

No comments:

Post a Comment