Aceh memiliki kekayaan akan kuliner yang tidak kalah dengan kota-kota
besar lainnya di Indonesia, bahkan di dunia. Namun, diantara ribuan makanan
Aceh, ada beberapa makanan yang mulai dilupakan bahkan tidak tampak lagi di
Aceh. Berikut akan diulas beberapa makanan Aceh yang mulai hilang ditinggalkan
masyarakat Aceh.
1. Limpeng
Sagee
Limpeng sage
adalah salah satu makanan khas aceh yang sangat tradisional. Pembuatannya
sangat mudah, cukup dengan menghaluskan pisang dan sagu, kemudian diberi gula
dan garam sesuai selera. Memasaknyapun tidak terlalu sulit, dulu para wanita
Aceh memasaknya dengan cara menggepengkan adonannya di daun pisang dan kemudian
dibakar di bara api. Namun, dizaman serba instan sekarang ini makanan tersebut
sudah jarang sekali ditemui, terlebih di kota Banda Aceh. Mungkin hanya wilayah
Aceh yang terpencil saja, makanan ini baru bisa ditemui. Selain itu, pengaruh
perkembangan zaman juga mengambil andil dalam punahnya makanan ini. Bagaimana
tidak, karakter dan pemikiran masyarakat Aceh sendiri semakin lama semakin
tinggi sehingga malu dan gengsi untuk memakan apalagi membuat makanan ini.
2. Beureunee
Beureune
ialah makanan tradisional Aceh lainnya yang dibuat dari sagu, Pembuatannya
dengan cara menggongseng sagu kemudian memasaknya dengan santan. Jika dianalogikan,
Beureune hampir sama dengan bubur kacang hijau, namun isinya sagu bukan kacang
hijau. Meskipun jarang, sampai saat ini makanan ini masih bisa ditemui meskipun
tidak sepopuler dulu. Makanan ini mulai
populer pada tahun 60-an dimasyarakat Aceh.
3. Emping
Breuh
Emping breuh
ialah makanan tradisional Aceh yang dibuat dengan cara merebus beras, kemudian
ditumbuk hingga gepeng. Dahulu, masyarakat Aceh membuat makanan ini untuk
dibawa pengantin pria sebagai sesembahan untuk keluarga pengantin wanita dibarengi
dengan manisan gula, pisang, dan beberapa jenis kue kering lainnya. Selain
dimakan langsung, emping breuh juga bisa dimakan dengan kelapa dan ditemani
secangkir kopi hitam.
No comments:
Post a Comment